BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses
yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam melewati proses kehamilan
seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar.Ini terbukti dengan
angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi
support dan memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan.
Dengan
demikian penulis ingin mempelajari lebih lanjut dalam management
kebidanan pada ibu hamil normal sehingga dapat:
kebidanan pada ibu hamil normal sehingga dapat:
1. Menjaga
kesehatan ibu dan bayi
2.
Melaksanakan asuhan
yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobat dan merujuk bila terjadi komplikasi.
3.
Memberi pendidikan
kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan diri dan nutrisi selama hamil.
Berbagai
macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini
bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik
diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim
yang bukan pada tempat seharusnya
Ibu yang
melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu secara
lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko terhadap persalinan
yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal.Meskipun dengan kemajuan terkini
pelayanan obstetrik, mortalitas perinatal pada kehamilan kembar mencapai 4-6
kali lebih tinggi dan morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan
dengan kehamilan tunggal.
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
·
Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan
gejala kehamilan ektopik
·
Dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik
·
Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
·
Untuk menambah wawasan
pengetahuan mengenai kehamilan
·
Mampu mengidentifikasi
masalah & diagnose mengenai kehamilan
1.3 MANFAAT
1.
Bagi tenaga kesehatan
Menambah
pengetahuan tenaga kesehatan tentang asuhan kebidanan ibu
hamil.
hamil.
2.
Bagi institusi
pendidikan .
Sebagai dokumen
dan bahan dalam penelitian selanjutnya
3.
Bagi penulis.
Menambah wawasan
dan pengetahuan yang lebih luas tentang asuhan
kebidanan ibu hamil serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.
kebidanan ibu hamil serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.
BAB II
KEHAMILAN NORMAL
2.1 DEFENISI
KEHAMILAN
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari
bersatunya sel sperma dengan sel telur(konsepsi) sampai lahirnya janin
tersebut. Lama kehamilan itu sendiri adalah : 280 hari atau 40 minggu.
Kehamilan dibagi tri wulan atau trimester
1.
kehamilan tri wulan 1
antara 0 – 12 minngu
2.
kehamilan tri wulan II
antara 12 – 28 minng
3.
kehamilan tri wulan III
antara 28 – 40 minggu
2.2 MACAM-MACAM
KEHAMILAN
v
Intra uteri adalah
kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang pertembuhan embrio / janin berada di
dalam uteri(rahim).
v
Extra uteri adalah
kehamilah yang perkembanganny janinnya berada diluar uteri atau rahim,
disaluran tuba falopii.kehamilan ini biasa kita kenal dengan” hamil diluar
kandungan”.Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut.karena akan
membahayakan ibu serta janinnnya.Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi
sebab ruang hidupnya seharusnya berada dirahim,bukan disaluran tuba
falopii,sehingga kehamilan ini menyebabkan kematian janin.
2.3 JUMLAH KEHAMILAN
1. kehamilan
tunggal dengan jumlah janin dalam uteri adalah hanya satu atau tunggal,
kehamilan ini berawal dari konsepsi satu
ovum dan satu sel sperma saja
2. Kehamilan
gemeli adalah kehamilan ganda ataukembar yaitu hamil dengan dua janin tunggal
atau lebih dua uteri
2.4 FREKUENSI KEHAMILAN
1. Primigravida
adalah seorang wanita
yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali atau seorang wanita yang
hamil untuk pertama kali
2. Multigravida
adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali)
3. Grandegravida
adalah wanita yang telah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih, hidup atau
mati
2.5 DIAGNOSIS KEHAMILAN
Kategori Gambaran Kehamilan normal Ibu sehat. Tidak ada riwayat
obstetri buruk ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan. Pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal.
Kehamilan dengan masalah khusus Seperti masalah keluarga atau psikososial,kekerasan dalam rumah tangga dasn kebutuhan finalsial.
Kehamilan dengan masalah khusus Seperti masalah keluarga atau psikososial,kekerasan dalam rumah tangga dasn kebutuhan finalsial.
Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk
konsultasi dan atau kerja sama penangannya. Seperti : hipertensi,animia
berat,preeklamsia,pertumbuhan janin terhambat,infeksi saluran kemih,penyakit
kelamin,dan kondisi lain lain yang dapat memburuk selama kehamilan.
Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan
segera Seperti:
perdarahan,eklamsia,ketuban pecah dini,atau kondisi kondisi kegawat daruratan lain pada ibu dan bayi. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 hari sampai 300
hari, dengan perhitungan sebagai berikut :
perdarahan,eklamsia,ketuban pecah dini,atau kondisi kondisi kegawat daruratan lain pada ibu dan bayi. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 hari sampai 300
hari, dengan perhitungan sebagai berikut :
1.
Kehamilan sampai 28 minggu
dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.
2.
Kehamilan sampai 29 minggu
sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebutprematuritas
3.
Kehamilan berumur 37 minggu sampai
42 minggu disebut aterm
4.
Kehamilan melebihi 42 minggu
disebut kehamilan lewat waktu atau post datism
(serotinus)
(serotinus)
Kehamilan
dibagi menjadi 3 triwulan yaitu :
a.
Triwulan pertama 0 sampai 12
minggu
b.
Triwulan kedua 13 sampai 28
minggu.
c.
Triwulan ketiga 29 sampai 42
minggu
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap
beerapa tanda dan gejala hamil.Tanda-tanda dugaan hamil
beerapa tanda dan gejala hamil.Tanda-tanda dugaan hamil
1.
Amenorea (tidak dapat bulan)
2.
Mual (narseao dan muntah
lemesis)
3.
Ngidam
4.
Sinkope atau pingsan
5.
Payudara tegang
6.
Sering miksi
7.
Konstipasi kulit
8.
Pigmentasi kulit
Sekitar
pipi disebut cloasma gravidarum.Dinding perut : strie livid, linea alba semakin
hitam, strie nigra. Sekitar payudara : hyperpigmentasi areola mamae, putting
susu makin menonjol, kelenjar montgomeri menonjol, pembuluh darah manifes sekitar
paudara. Darah manifes sekitar payudara. Epulis : hipertropi gusi yang dapat terjadi bila hamil. Varices / penampakan pembuluh darah vena
paudara. Darah manifes sekitar payudara. Epulis : hipertropi gusi yang dapat terjadi bila hamil. Varices / penampakan pembuluh darah vena
2.6 PERAWATAN PADA KEHAMILAN NORMAL
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi
yang dapat mengancam
jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal yaitu :
jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal yaitu :
a.
1 kali kunjungan antenatal selama trismester
pertama (sebelum 14 minggu)
b.
1 kali kunjungan selama
trismester kedua (antara 14 – 28 minggu)
c.
2 kali kunjungan selama
trismester ketiga (antaa 28 – 36 minggu dan sesudah minggu ke 36 pada setip
kali kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi yang sangat
penting, uraian dibawah ini menekankan garis-garis besarnya.
Kunjungan :Trimester pertama Waktu :Sebelum minggu ke 14
Informasi penting :
Informasi penting :
·
Membangun hubungan
saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
hamil
·
Mendeteksi masalah dan
menanganinya
·
Melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia zat
besi, epnggunaan praktek tradisional yang merugikan.
besi, epnggunaan praktek tradisional yang merugikan.
·
Memulai persiapan
kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
komplikasi
·
Mendorong perilaku yang
sehat (gusi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
lain sebagainya).
lain sebagainya).
Kunjungan :Trimester kedua Waktu sebelum minggu ke-28. Informasi penting.
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsi. Hanya
ibu tentang gejala preeklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi edemapemeriksa
untuk mengetahui proteinuria).
Kunjungan : Trimester ketiga Waktu : sebelum 36
minggu. Informasi penting Sama seperti di atas, ditambah abdomen untuk
mengetahui apakah ada
kehamilan ganda.
kehamilan ganda.
Kunjungan : trimester ketiga Waktu : setelah 36 minggu. Informasi
penting Sama seperti di atas ditambah deteksi bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
BAB III
KEHAMILAN MULTIPEL
3.1 DEFENISI KEHAMILAN MULTIPEL
Kehamilan
kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),
triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan
seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hokum
Hellin. Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan
tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan
seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri,
dokter dan masyarakat pada umumnya.
3.2 JENIS-JENIS KEHAMILAN MULTIPLE
1.
Kembar
Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum
tunggal yang dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama,
masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang
terpisah. Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan
pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut :
§ Apabila
pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua
chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan
terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
§ Apabila
pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi,
masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama, dengan
demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
§ Apabila terjadi
sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk, maka pembelahan akan
menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar
monoamnionik, monochorionik.
§ Apabila
pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
2.
Kembar Dizigot
Dizigotik, atau
fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah. Kembar
dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan
insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat
keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.
3.3 FAKTOR-FAKTOR UTAMA TERJADINYA
Faktor utama yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar adalah
terapi infertilitas, disamping terdapat faktor-faktor lainnya. Yaitu Ras, usia, hereditas, atau riwayat
terdapat kehamilan kembar dalam keluarga tidak meningkatkan kemungkinan
memiliki bayi kembar identik, namun meningkatkan kemungkinan memilki bayi
kembar tidak identik. Terapi infertilitas meningkatkan kemungkinan memilki bayi
kembar, baik identik maupun non-identik.
1. Ras
Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di Amerika Utara.
Insidennya lebh tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1 dari 20
kelahiran di Nigeria. Kembar jarang terjadi di Asia. Di Jepang, misalnya,
kembar hanya terjadi sekali pada setiap 155 kelahiran.
2. Hereditas
Riwayat kembar pada keluarga ibu lebih signifikan dibanding riwayat kembar
dari keluarga ayah. Wanita kembar non-identik memberikan kemungkinan bayi
kembar 1 dari 60 kelahiran. Sebaliknya, seorang ayah yang memiliki kembar
non-identik memberikan kemungkinan bayi kembar hanya 1 dari 125 kelahiran.
3. Usia Maternal dan Riwayat
Kehamilan
Frekuensi kembar meningkat dengan usia maternal dan jumlah kehamilan.
Wanita berusia antara 35-40 tahun dengan empat atau lebih anak, kemungkinan
memilki anak kembar adalah tiga kali lipat dibanding wanita berusia kurang dari
20 tahun yang belum memiliki anak.
4. Tinggi dan Berat Badan Ibu
Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan
tinggi dibandingkan pada wanita yang bertubuh lebih kecil. Hal ini mungkin
lebih terkait dengan status gizi dibanding ukuran tubuh itu sendiri. Selama
Perang Dunia II, insidensi kembar non-identik menurun di Eropa saat terjadi
kekurangan pangan.
5. Obat-obat Penyubur dan
Kemajuan Teknologi Reproduksi
Kehamilan multipel lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi
obat-obatan fertilitas selama menjalani induksi ovulasi atau superovulasi. Wanita
yang mendapatkan kehamilan dengan menggunakan clomiphene citrate,
memiliki kemungkinan kehamilan kembar antara 5-12%, dan kurang dari 1%
memperoleh kehamilan kembar triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan akibat gonadotropin
merupakan kehamilan kembar multiple. Meskipun kebanyakan kembar tersebut
merupakan kembar dua, lebih dari 5% merupakan kembar triplet atau lebih. Di
lain pihak, prosedur ART seperti In Vitro Fertilization (IVF) juga
memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan angka kejadian kelahiran
kembar. Resiko terjadinya kehamilan kembar seiring dengan peningkatan jumlah
transfer embrio. Superovulasi bertanggungjawab terhadap sejumlah besar
kehamilan kembar.
3.4 DIAGNOSA
Sedikit kehamilan kembar (kehamilan
multipel) terdiagnosis pada pertengahan pertama kehamilan kecuali dengan scanning
ultrasound. Meluasnya penggunaan pencitraan ultrasonografik telah sangat
mengurangi insidensi tidak terdeteksinya kehamilan kembar sebelum persalinan.
Dengan pemeriksaan ultrasonografi yang cermat, kantung gestasional yang
terpisah pada kehamilan kembar dapat diidentifikasi sangat dini.
Riwayat kembar, usia maternal lanjut,
paritas tinggi, dan ukuran ibu besar pada keluarga dari pihak ibu serta riwayat
pernah hamil kembar merupakan petunjuk yang lemah, tetapi riwayat baru mendapat
klomifen atau gonadotropin atau kehamilan yang diperoleh dari teknologi
reproduksi dengan bantuan merupakan petunjuk yang kuat.
Pemeriksaan klinis disertai pengukuran
akurat tinggi fundus merupakan hal yang penting. Selama trimester kedua, ukuran
uterus lebih besar daripada yang diperkirakan untuk usia gestasi yang dihitung
berdasarkan data haid.
Pada pertengahan kedua, kehamilan
multipel dapat diduga jika:
Lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih
besar dibandingkan dengan usia kehamilan.
Palpasi menunjukkan kelebihan bagian
janin, dan dapat dideteksi dua bagian kepala janin. Namun secara umum, janin
kembar sulit didiagnosis dengan palpasi bagian-bagian tubuh janin sebelum
trimester ketiga. Bahkan pada tahap lanjut kehamilan, mungkin sangat sulit
mengidentifikasi kembar dengan palpasi transabdominal, terutama apabila salah
satu kembar, terletak di atas kembar lainnya, apabila ibu gemuk, atau apabila
terdapat hidramnion.
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan
untuk membantu menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah:
Bunyi Jantung Janin
Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin
dapat dideteksi dengan peralatan ultrasonik Doppler. Beberapa waktu sesudahnya
kita dapat mengidentifikasi dua jantung janin apabila frekuensi keduanya jelas
berbeda satu sama lain serta dengan frekuensi denyut jantung ibu. Dengan
menggunakan stetoskop janin aural biasa, bunyi jantung janin pada kembar dapat
diidentifikasi melalui pemeriksaan yang cermat pada usia kehamilan 18-20 minggu.
Pemeriksaan Radiologis
Radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan adanya
janin multipel dapat membantu pada keadaan-keadaan tertentu yang jarang,
biasanya apabila terdapat gestasi multipel ordo tinggi dan belum jelas berapa
banyak janin yang ada.
Pemeriksaan Biokimiawi
Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin,
secara rata-rata lebih tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal.
Kembar sering terdiagnosis sewaktu dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein
serum ibu, walaupun pemeriksaan ini saja tidak bersifat diagnostik.
BAB IV
KEHAMILAN EKTOPIK
4.1 DEFENISI
KEHAMILAN EKTOPIK
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan
akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik
dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”.
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40
tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang
dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%
4.2 TANDA-TANDA & GEJALANYA
a) Ada
riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan muda.
b)
Perdarahan
banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak
jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya
c)
Nyeri
merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Nyeri perut
bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat, menyebabkan
penderita pingsan sampai shock.
d)
Perdarahan
pervaginam berwarna cokelat tua
e)
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang
bila serviks digerakkan, nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena
ada bekuan darah
f)
Keadaan
umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
g)
Level HCG rendah
h)
Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
i)
Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangsangan peritonium oleh darah di dalam rongga perut
Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik
- Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
- Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
- Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
- Terjadinya denyut nadi yang meningkat
- Shock karena hypovoluemia.
- Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.
4.3 DIAGNOSA
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis
mendadak(akut) biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan ialah haid
yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid disertai
nyeri perut bagian bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan,pucat,dan
pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda syok serta perdarahan dalam rongga
perut. Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan servik yang nyeri bila digerakkan
dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik
terganggu jenis apitik atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas,tanda dan
gejala kehamilan muda tidak jelas,demikian pula nyeri perut tidak nyata dan
sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila perdarahan
pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan
demikian,alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin
dapat tumbuh terus karena mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari
plasenta yang meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya,misalnya
ligamentum latum,uterus,dasar panggul,usus,dan sebagainya.
Walaupun
diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan inspeksi,palpasi.
a) Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat
terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda,adanya perdarahan per vaginam,
ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada
banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
b) Pemeriksaan umum : keadaan umum dan
tanda vital dapat baik sampai buruk. Penderita tampak kesakitan dan pucat: Pada
jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri
tekan pemeriksaan fisis
c) Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya
tumor di daerah adneksa.
d) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik,
yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut,
yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
e) Pemeriksaan ginekologis : perdarahan
dalam rongga perut tanda syok dapat di temukan. Tanda kehamilan muda mungkin
ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba,
maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus
dengan batas yang sukar ditentukan,seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uteris kanan dan kiri.
f)
Diagnosis
pasti kehamilan ektopik terganggu hanya bisa ditegakkan dengan laparotomi
g) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24
jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan
jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis kehamilan ektopik
terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut,bahwa kadar Hb pada
pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus menerus terjadi didalam
rongga perut.
Pemeriksaan
kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui
apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu
diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
Pemeriksaan
ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik
terganggu. Diagnosis pastinya ialah apa bila ditemukan kantong gestasi diluar
uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin. Dan dapat dinilai kavum
uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri,adanya
kantung kehamilan di luar kavum uteri,adanya massa komplek di rongga panggul.
Pemeriksaan
laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk
kehamilan ektopik terganggu. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata
sendiri perubahan-perubahan pada tuba dan darah yang terkumpul dalam rongga
perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture pada tuba.
4.4 PENANGANAN
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah
laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan
menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum
penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin
dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan
yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu
dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan
tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar
HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum
terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula
dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan
juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan
sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah
sakit.
a.
Setelah
diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif
laparatomi
b. Ketersediaan darah pengganti bukan
menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif karena sumber perdarahan harus
dihentikan.
c.
Upaya
stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan
kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam
pertama (termasuk selama tindakan berlangsung)
d. Pastikan darah yang dihisap dari
rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah penampung yang steril
e.
Saring
darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah
(blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas
cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium
sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
f.
Transfusikan
darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
g. Tindakan dapat berupa :
Parsial
salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi
tetapi pada kehamilan ektopik terganggu jika sudah terjadi ruptur maka tuba
harus diangkat.
Salpingostomi
(hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah
satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba
kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah
kontrol perdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
h. Mengingat kehamilan ektopik
terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang di sebabkan
oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau
tunggal dengan spektrum yang luas.
i.
Untuk
kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
Ketoprofen
100 mg supositoria.
Tramadol
200 mg IV.
Pethidin
50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
Atasi
anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
j.
Konseling
pasca tindakan
lanjutan
fungsi reproduksi.
Resiko
hamil ektopik ulangan.
Kontrasepsi
yang sesuai.
Asuhan
mandiri selama dirumah.
Jadwal
kunjungan ulang
k.
Criteria
khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
Kehamilan
di pars ampullaris tuba belum pecah
Diameter
kantong gestasi ≤ 4cm
Perdarahan
dalam rongga perut kurang dari 100 ml
BAB
V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari bersatunya
sel sperma dengan sel telur(konsepsi) sampai lahirnya janin tersebut. Lama
kehamilan itu sendiri adalah : 280 hari atau 40 minggu. Kehamilan dibagi tri
wulan atau trimester.
1. kehamilan tri wulan 1 antara 0 – 12 minngu
1. kehamilan tri wulan 1 antara 0 – 12 minngu
2. kehamilan tri wulan II
antara 12 – 28 minngu
3. kehamilan tri wulan III
antara 28 – 40 minggu
Kehamilan kembar atau kehamilan
multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel
dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ),
kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya. Semakin banyak
jumlah janin yang dikandung dalam kehamilan, maka angka mortalitas akan semakin
meningkat.
Berbagai
macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini
bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik
diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim
yang bukan pada tempat seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan
ektopik, misalnya kehamilan yang terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan,
kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir
dengan kematian sehingga ini akan berlanjut pada kehamilan ektopik terganggu
5.2
SARAN
Dalam hal ini tenaga kesehatan
terutama bidan harus mendalami tentang
perawatan antenatal dan asuhan pada ibu hamil supaya apabila terjadi pada ibu
hamil dapat teratasi dengan baik.
perawatan antenatal dan asuhan pada ibu hamil supaya apabila terjadi pada ibu
hamil dapat teratasi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar