Rabu, 18 Desember 2013

SEJARAH KEBIDANAN


I.                  SEJARAH KEBIDANAN DI INDONESIA DAN DI LUAR NEGERI

A.   SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI LUAR NEGERI

            Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, member semangat,membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
            Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan, termasuk sejarah perkembangan kesehatan dan kedokeran tua. Yakni sejak adanya wanita itu melahirkan.
            Bidan sebagai pekerja professional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
            Di Amerika serikat, pendidikan kebidanan harus memenuhi standar yang dibuat oleh College Of Nurse-Midwives (ACNM), karena juga mencakup perawatan kesehatan primer untuk wanita dan bayi baru lahir.
            Sedangkan di Inggris pendidikan kebidanan terdiri dari dua bagian, yaitu :
1)        Pre-registration three year programmeldirect entry
Program ini ditujukan bagi mereka yang belum pernah mengeyam pendidikan keperawatan dasar, dengan lama pendidikan selama 3-4 tahun. Program ini sangat diminati oleh banyak wanita muda dan dewasakarena waktunya pendek serta cukup ekonomis dari segi biaya.
2)        Pre- registration (shortened) 18 months programme
Program ini ditujukan bagi mereka yang pernah mengeyam pendidikan keperawatan dasar, dengan lama pendidikan 18 bulan-2 tahun.   
              Di Inggris salah satu undanng-undang yang mengatur praktik kebidanan adalah United Kingdom Central Council (UKCC) for nursing, Midwifery and Health Visitor, yang menguraikan keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan yang mencakup antara lain:
1.      Promosi Kesehatan
2.      Pengkajian Fisik
3.      Perwatan Pasien
4.      Tindakan Mandiri
5.      Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
6.      Melakukan perawatan yang disarankan oleh dokter
7.      Komunikasi dengan pasien
8.      Penelitian berkelanjutan
9.      Kerja sama dalam Tim
10.  Bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
11.  Sadar akan perkembangan masalah-masalah etika
12.  Bertanggungjawab atas hasil kerjanya
Tanggungjawab Bidan mencakup :
1)      Melaksanakan kompetensi professional
2)      Menyimpan semua catatan/rekam medis
3)      Bertanggungjawab terhadap keluarga pasien
4)      Bertanggungjawab pada profesi
5)      Bertanggungjawab pada masyarakat
1.      Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Luar Negeri
Sebelum abad 20 (1700-1900)
            William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forsep dengan kurva pelvic seperti kurva shepalik.Ignoz Philip semmelweis, seorang dokter dari hungaria mencuci tangan yang bersih, mengacu pada pengendalian sepsis puerperium.
            James Young simpson dari edenberg, Scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan anastesi umum, Ergot (1807) menemukan sejenis cendauan yang tumbuh pada sejenis gandum hitam, diketahui efektif dalam mengatasi perdarahan postpartum, tahun 1824 James Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfuse darah.jean Luhumean dari Perancis (orang kepercayaan rene laenec,penemu stateskop pada tahun 1819 pertamakali mendengar bunyi jantung janin dengan stateskop pada tahun 1920), Jhon Carles Weaven dari Inggris (1811-1859), pada tahun 1843 dia adalah orang pertama yang melakukan tes urin pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan eklampsia.
            Adolf Pinard dari perancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal. Carl Crede dari jerman (1819-1892) menggambarkan metode stimulasi urin yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan plasenta,Juduig Badl, dokter obstetric dari jerman (1842-1992), pada tahun 1875 menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet atau sulit.



2.      Sejarah Ilmu Pendidikan Kebidanan
Yunani
Hipocratus (450-370 SM) bapak kedokteran dan pengobatan, yang menganjurkan wanita bersalin ditolong atas dasar kemanusiaan
Italia
Soranus (98-138 Masehi) Bapak kebidanan yang bersal dari efesus (turki) belajar di Alexandria (Mesir) dan berpraktek di Roma yang juga berpendapat bahwa bidan adalah ilmu yang melakukan sendiri kelahiran dan menjauhkan diri dari ketahayulan.Orang pertama yang menemukan versi luar.
Kanada
Tahun 1991, bidan mulai diakui keberadaannya. Di Ontario pendidikan bidan selama 3 tahun dan penyesuaian selama 1 tahun untuk mendapatkan izin praktek bidan
Denmark
Tugas pokok bidan di Belanda :
·         Penanganan kasus fisiologis
·         Merujuk keadaan yang abnormal








B.     SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI DALAM NEGERI
              Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yangmenjadi tanggungjawab profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak-anak. Pelayanan kebidanan yang tepat dan akan meningkatkan keamanan,dan kesejateraan ibu dan bayinya. Pelayanan kebidanan oleh bidan dapat dibedakan meliputi :
·         Pelayanan kebidanan primer
·         Pelayanan kolaborasi
·         Pelayanan kebidanan rujukan
            Tenaga yang sejak dulu hingga saat ini memegang peranan penting dalam perkembangan kebidanan adalah dukun bayi. Dukun adalah pekerjaan turun temurun dikeluarga,yang mendapat pelatihan dukun dari yang lebih tua yang kelak akan digantikan.
            Pada  pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807(zaman gubernur jendral Hendrick William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.
            Tahun 1849 dibuka pendidikan dokter jawa di Batavia (di Rumah Sakit Militer Belanda) sekarang RSPAD Gatot Subroto. Tahun 1889 oleh Strat obstetrikus,Australia dan Masland, ilmu kebidanan diberikan suka rela. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer belanda bersama Dr.W.BOSCH mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun atau bidan
            Pada tahun 1952 diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat mendidik para dosen agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dimasyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah kursus tambahan (KTB) pada tahun 1923 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan juga dikota –kota besar lain di nusantara. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA),dengan bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunisasi serta penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA,bidan member pertolongan persalinan dirumah sebagai upaya tindak lanjut pasca persalinan
            Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Pada tahun 1957.
            Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui instruksi presiden secara lisan pada sidang kabinet pada tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.Adapun tugas bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir,termasuk pembinaan dukun bayi.
            Titik tolak dari konferensi kependudukan dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada reproduktif health (kesehatan reproduksi),memperluas area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi
1.      Safe Motherhood, termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
2.      Family Planning
3.      Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4.      Kesehatan reproduksi pada remaja
5.      Kesehatan reproduksi pada orangtua
·         PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN
Perkembangan pendidikan bidan dan hubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduanya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan atau tuntutan masyarakat akan pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah, pendidikan formal dan non formal.
1.      Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda,tahun 1851 dokter militer belanda (Dr.W.Bosch) membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia
2.      Tahun 1904 mulai dibuka pendidikan bidan di Rumah Sakit Militer di Batavia
3.      Tahun 1911/1912 dimulai tenaga keperawatan di RSUP Semarang dan Batavia
4.      Tahun 1935-1938 pemerintah belanda mendidik bidan lulusan mulo dan dibuka sekolah bidan di RSB Budi Kemuliaan Jakarta, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang.
5.      Tahun 1950-1953 dinuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun dan lama pendidikan 3 tahun,mengingat kebutuhan tenaga untuk menolong persalinan cukup banyak,dibuka pendidikan pembantu bidan/jenjang kesehatan E dan ditutup tahun 1976
6.      Tahun 1973 dibuka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lama kursus antara 7-12 minggu
7.      Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan bersama dengan guru perawat di Bandung dan awal 1972 institusi endidikan dilebur menjadi sekolah guru perawat (SGP) dan pendidikan ini menerima calon lulusan perawat dan  bidan
8.      Tahun 1970 dibuka program pendidikan yang menerima lulusan sekolah pengatur perawat ditambah dua tahun pendidikan bidan yang disebut sekolah pendidikan lanjutan jurusan kebidanan dan ini tidak dilaksanakan secara merata dari seluruh provinsi.
9.      Tahun 1974 dibuka sekolah perawat kesehatan (SPK) dengan tujuan adanya tenaga dilapangan dimana salah astu tugasnya dalah menolong persalinan normal
10.  Tahun 1975-1985 institusi pendidikan bidan ditutup
11.  Tahun 1981 dibuka pendidikan D,kesehatan ibu dan anak, yang berlangsung satu hanya satu tahun.
12.  Tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan lulusam SPB dan SPK, lamanya pendidikan satu tahun dan lulusannya dikembalikan ke institusi yang mengirim.
13.  Tahun 1989 dibuka Cresh program pendidikan bidan secara normal yang lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan (PPB/A), lama pendidikan satu tahun dan lulusannya ditempatkan di desa dengan tujuan untuk memberikan pelajaran kesehatan terutama ibu dan anak di daerah pedesaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menurunkan angka kematian ibu dan anak. mulai tahun 1996 status bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap(PTT).
14.  Tahun 1993 dibuka PPB program bidan yang peserta di dukungnya dari lulusan akper dengan lama pendidikan satu tahun yang tujuannya untuk mempersiapkan tenaga mengajar pada program pendidikan bidan A.
15.  Tahun 1993 dibuka PPB program C yang menerima lulusalan SMP di lakukan di 11 provinsi di wilayah sumatera, Kalimantan, Sulawesi selatan, NTT, Maluku, dan irian.
16.  Tahun 1994 -1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan PPB jarak jauh di 3 provinsi jawa barat, jawa tengah, jawa timur. Peraturan penyelenggaraan telah diatur SK menkes no 1247/menkes/SK/XII/1994.
17.  Tahun 1994 dilakukan pelatihan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
18.  Tahun 1996 IBI bekerjasama dengan depkes dan American College of Nurse Midwife (ACNM) dan RS swasta menjadikan training kepada anggota IBI sebanyak 8 orang untuk LLS yang kemudian menjadi tim pelatih LLS inti di PP IBI.
19.  Tahun 1995 -1998 IBI bekerjasama dengan mother care  melakukan pelatihan dan peer review bagi bidan RS, bidan puskesmas dan bidan desa di provinsi Kalimantan selatan.
20.  Tahun 2000 ada pelatihan APN yang di koordinasikan untuk maternal neonatal health (MNH) sampai saat ini telah melalui APN dibeberapa provinsi.
21.  Tahun 2001 ada 65 institusi penyelenggara DIII kebidanan, didirikan DIV kebidanan UNPAD.
22.  Tahun 2002 DIV kebidanan di USU.
23.  Tahun 2004 DIV kebidanan di ngaluyo.
24.  Tahun 2006 S2 kebidanan UNPAD.
25.  Tahun 2008 SI kebidanan UNAIR.
26.  Tahun 2009-2011 dibukanya berbagai pendidikan kebidanan jenjang SI dan S2 di beberapa kota di Indonesia.

















II.                KESIMPULAN
Ø  Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan, termasuk sejarah perkembangan kesehatan dan kedokteran tua.yakni sejak adanya wanita itu melahirkan.
Ø  Di Amerika Serikat,pendidikan kebidanan harus memenuhi standar yang di buatoleh College of Nurse-Midwives (ACNM).
Ø  Sedangkan pendidikan kebidanan di inggris terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.      Pre-regristeration three year programmeldirect entry.
2.      Pre-registration (shortened) 18 months programme.
Ø  Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam system pelayanan kesehatna yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak-anak.
Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.
Ø  Layanan kebidanan/oleh bidan dapat dibedakan meliputi:
Layanan kebidanan primer, kolaborasi, layanan kebidanan rujukan.
Ø  Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduannya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan /tuntutan masyarakat akan pelayanan kebidanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar